Jumat, 30 Desember 2011

BIOGRAFI RAFITA

Nama ku Rafita Rani Marenti,, biasa dipanggil fita.. Aku anak pertama dari 3 bersaudara.. Dilahirkan diLirik tanggal 05 maret 1992.. Awal aku mengenyam pendidikan,, aku mengikuti Taman Kanak-Kanah (TK) didekat rumah ku selama 2 tahun,, nol kecil dan nol besar,, saat itu umurku 4 tahun.. Diumurku yang ke 6 aku masuk SD Muhammadiyah 047,, alhamdulillah aku selalu masuk 5 besar,, naik turun gak menentu,, tapi nilai aku terus naik.. Aku lanjutkan study ku di SMP N 1 LIRIK selama 3 tahun aku menyelesaikannya,, lanjut ke SMA N 1 LIRIK,, dan disana masa indah remaja ku bersemi.. Dan banyak pengalaman manis dan pahit mengenai cinta disana..Tamat dari SMA pikiran ku bercabang ntah kemana,, aku gak tau tujuan aku kemana?? Aku daftar disalah satu sekolah tinggi dibatam,, dan diterima,, namun karena pacar dan keluarga aku memutuskan dipekan baru saja,, agar tidak jauh dari mereka.. kini aku mengenyam pendidikan S1 ku,, semoga aku selesai dengan cepat,, buat orang tua bangga dan dapat segera bekerja untuk membantu orang tua ku.. semoga cita-cita ku terkabul.. amin

KRITIK TERHADAP FKIP DAN UIR

Kritik terhadap FKIP

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan..

FKIP,, menyenangkan dan mengasyikan dimasa awal duduk dibangku kuliah,, tapi semakin keatas semua semakin berat.. Dosen-dosen nya pun banyak yang ribet.. Pelit nilai.. Gak on time.. Gak nyambung kalo ngajar.. uuuuuuuuugh,, pokoknya banyak deh yang buat aku jadi putus asa.. Semester yang lalu,, aku udah berusaha banget buat belajar dengan maksimal,, eeeeeh nilai na dikasih c,, sakiiiit ati,, ada juga dikasih b disamain sama orang-orang yang enggak jawab tu soal,, gimana coba penilaian tuh dosen coba?? gak adil banget.. jadilah dosen yang baik dan bijaksana agar tidak dikutuk sama mahasiswa/i nya.. ini pelajaran juga buat aku,, supaya aku dikedepannya bisa lebih bijak dan yang jelas gak disumpahin para peserta didik.. amiiin.. 



Kritik Terhadap UIR

Universitas Islam Riau
Tempat aku menimbah banyk ilmu,, aku suka dengan suasana dikampus UIR.. tapi,, ada yang buat kesel juga dikampus,, lahan parkir yang kurang memadai.. Ribet lah kalo parkirnya tuh kayak gitu,, kemarin pake kartu pass,, sekarang gak.. bagusan pake kartu pass bisa menyulitkan para pencuri motor.. sekarang kan gak ada lagi kartu pass nya tu,, apalah jadinya kerja scurity tu.. tingkat keamanan dikampus juga belum baik dan maksimal karena masih banyak mahasiswa/i yang kehilangan motor nya.. semoga aku gak menjadi korbannya.. amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinn.. saran aku,, pasanglah kunci ganda..

KRITIK TERHADAP PROGRAM STUDI

Program study Bahasa dan Sastra Indonesia.. 

Diangap sepele oleh banyak orang,, mereka tidak tau betapa sulit dan ribet nya mempelajari nya.. hhhhhhhh,, sebenarnya bahasa indonesia adalah kunci dari semua program studi.. Dengan tidak mantapnya berbahasa maka seseorang tidak bisa dikatakan berwibawa dan berpendidikan.. Maka bahasa dikatakan sangat penting.. Disini masih banyak ilmu yang saya dapat selama mengenyam diprogram study bahasa indonesia.. Ternyata sangat banyak pembagian-pembagian dan jenis-jenis dari bahasa itu sendiri.. cara pengucapan bunyi sekali pun terdapat aturan nya.. Lebih mendetail dijelaskan lewat mata kuliah fonologi.. Sedikit pun aku tidak menyesal memilih jurusan ini,, karena orang yang meremehkan aku,, belum tentu dia lebih baik dari aku.. percaya akan kemampuan diri dan ikuti pilihan hati..

PANDANGAN PENDIDIKAN SECARA UMUM

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Filosofi pendidikan

Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."[rujukan?]
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

Fungsi pendidikan

Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:
  • Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
  • Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
  • Melestarikan kebudayaan.
  • Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Fungsi laten lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.
  • Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
  • Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
  • Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
  • Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
  • Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
  • Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
  • Menjamin integrasi sosial.
  • Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
  • Sumber inovasi sosial.

MATERI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN "ADMINISTRASI PENDIDIKAN"

Dalam pembahasan ini, konsep administrasi dipandang sama dengan konsep Manajemen. Manajemen Pendidikan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan pendidikan, secara sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang diterapkan dalam bidang pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang berkaitan dengan pendidikan. Oleh karena itu pemahaman tentang manajemen pendidikan menuntut pula pemahaman tentang manajemen secara umum. Berikut ini akan dikemukakan tentang makna manajemen.
1. Konsep Administrasi/Manajemen
Dari segi bahasa management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , Oxford Advanced Learner’s Dictionary mengartikan Manage sebagai “to succed in doing something especially something difficult….. Management the act of running and controlling business or similar organization” sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai “Prose penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.
Tabel 2.1.
Pendapat Pakar tentang Manajemen/Administrasi
No
Pengertian Administrasi/manajemen
Pendapat
1.
The most comporehensive definition views management as an integrating process by which authorized individual create, maintain, and operate an organization in the selection an accomplishment of it’s aims
(Lester Robert Bittel (Ed), 1978 : 640)
2.
Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu
(Prajudi Atmosudirdjo,1982 : 124)
3.
Management is the use of people and other resources to accomplish objective
( Boone& Kurtz. 1984 : 4)
4.
.. management-the function of getting things done through people
(Harold Koontz, Cyril O’Donnel:3)
5.
Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindsakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain
(George R. Terry, 1986:4)
6.
Manajemen dapat didefinisikan sebagai ‘kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain’. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama administrasi
(Sondang P. Siagian. 1997 : 5)
7.
Management is the process of efficiently achieving the objectives of the organization with and through people
De Cenzo&Robbin
1999:5
dengan memperhatikan beberapa definisi di atas nampak jelas bahwa perbedaan formulasi hanya dikarenakan titik tekan yang berbeda namun prinsip dasarnya sama, yakni bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada, sementara itu definisi nomor empat yang dikemukakan oleh G.R Terry menambahkan dengan proses kegiatannya, sedangkan definisi nomor lima dari Sondang P Siagian menambah penegasan tentang posisi manajemen hubungannya dengan administrasi. Terlepas dari perbedaan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang nampaknya menjadi benang merah tentang pengertian manajemen yakni :
1. Manajemen merupakan suatu kegiatan
2. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain
3. Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Setelah melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya, dengan mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan.
2. Konsep Administrasi/Manajemen Pendidikan
Setelah memperoleh gambaran tentang manajemen secara umum maka pemahaman tentang manajemen pendidikan akan lebih mudah, karena dari segi prinsip serta fungsi-fungsinya nampaknya tidak banyak berbeda, perbedaan akan terlihat dalam substansi yang dijadikan objek kajiannya yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah pendidikan.
Oteng Sutisna (1989:382) menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir dalam tiga bidang perhatian dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi pendidikan (geografi, demograpi, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan pembangunan); (2) pendidikan (bidang garapan Administrasi); dan (3) substansi administrasi pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku administrasi), hal ini makin memperkuat bahwa manajemen/administrasi pendidikan mempunyai bidang dengan cakupan luas yang saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat disamping pendalaman dari segi perkembangan teori dalam hal manajemen/administrasi.
Dalam kaitannya dengan makna manajemen/Administrasi Pendidikan berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen pendidikan yang dikemukakan para ahli. Dalam hubungan ini penulis mengambil pendapat yang mempersamakan antara Manajem

MATERI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN "PENDIDIKAN KARAKTER"

Pengertian Makna Pendidikan Karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.

Pengertian Makna Pendidikan Karakter Sekolah

Dalam pengertian makna pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), dan implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan di SMP sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Makna Pendidikan Karakter dan Penyesuaian Upaya Peningkatan

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur,  jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan.
Pengertian makna pendidikan karakter atau konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik  (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut. Semoga anda sedikit mendapatkan gambaran tentang pengertian makna pendidikan karakter

MATERI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN "BELAJAR DAN MASALAH-MASALAH DALAM BELAJAR"

Masalah-masalah Belajar adalah segala masalah yang terjadi selama proses belajar itu sendiri

Masalah-masalah belajar tetap akan dijumpai. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan yang dinamis, sehingga perlu secara terus menerus mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa.

Masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern dapat dikaji dari dimensi guru maupun dimensi siswa, sedangkan dikaji dari tahapannya, masalah belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah, sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar, selama proses belajar dan evaluasi hasil belajar. Masalahnya sering kali berkaitan dengan pengorganisasian belajar.

A.        Faktro Internal

1.         Ciri Khas/Karekteristik Siswa

Dapat dilihat dari kesediaan siswa untuk mencatat pelajaran, mempersiapkan buku, alat-alat tulis atau hal-hal yang diperlukan. Namun, bila mana siswa tidak memiliki minat untuk belajar, maka siswa tersebut cenderung mengabaikan kesiapan belajar.

2.         Sikap Terhadap Belajar

Sikap siswa dalam proses belajar, terutama sekali ketiak memulai kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar siswa banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika akan memulai kegiatan belajar. Namun, bila lebih dominan sikap menolak sebelum belajar maka siswa cenderung kurang memperhatikan atau mengikuti kegiatan belajar.



3.         Motivasi Belajar

Di dalam aktivitas belajar, motivasi individu dimanfestasikan dalam bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak, mengerjakan tugas dan sebagainya. Umumnya kurang mampu untuk belajar lebih lama, karena kurangnya kesungguhan di dalam mengerjakan tugas. Oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar yang memberikan dampak bagi ketercapaianya hasil belajar yang diharapkan.

4.         Konsentrasi Belajar

Kesulitan berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah belajar yang dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala di dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Untuk membantu siswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajar tentu memerlukan waktu yang cukup lama, di samping menuntut ketelatenan guru.

5.         Mengelolah Bahan Ajar

Siswa mengalami kesulitan di dalam mengelolah bahan, maka berarti ada kendala pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru. Bantuan guru tersebut hendaknya dapat mendorong siswa agar memiliki kemampuan sendiri untuk terus mengelolah bahan belajar, karena konstruksi berarti merupakan suatu proses yang berlangsung secara dinamis.

6.         Menggali Hasil Belajar

Bagi guru dan siswa sangat penting memperhatikan proses penerimaan pesan dengan sebaik-baiknya terutama melalui pemusatan perhatian secara optimal. Guru hendaknya berupaya mengaktifkan siswa melalui pemberian tugas, latihan, agar siswa mampu meningkatkan kemampuan dalam mengolah pesan-pesan pembelajaran.

7.         Rasa Percaya Diri
Salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu di mana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkannya. Hal-hal ini bukan merupakan bagian terpisah dari proses belajar, akan tetapi merupakan tanggung jawab yang harus diwujudkan guru bersamaan dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan.

8.         Kebiasaan Belajar

Adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukan.
•           Ada beberapa bentuk kebiasaan belajar yang sering dijumpai :
a)         belajar tidak teratur
b)         daya tahan rendah
c)         belajar hanya menjelang ulangan atau ujian
d)         tidak memiliki catatan yang lengkap
e)         sering datang terlambat, dan lain-lain

Jenis-jenis kebiasaan belajar di atas merupakan bentuk-bentuk perilaku belajar yang tidak baik karena mempengaruhi aktivitas belajar siswa dan dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh.

B.        Faktor-faktor Eksternal Belajar

1.         Faktor Guru
Guru harus mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan sebagai anggota kelompok.
Bilamana dalam proses pembelajaran, guru mampu mengaktualisasikan tugas-tugas guru dengan baik, mampu memotivasi, membimbing dan memberi kesempatan secara luas untuk memperoleh pengalaman, maka siswa akan mendapat dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, namun jika guru tidak dapat melaksanakannya, siswa akan mengalami masalah yang dapat menghambat pencapaian hasil belajar mereka.

2.         Lingkungan Sosial (Teman Sebaya)

Lingkungan sosial dapat memberi dampak positif dan negatif terhadap siswa. Contoh seorang siswa bernama Rudi yang terpengaruh teman sebayanya dengan kebiasaan rekan-rekannya yang baik, maka akan berdampak positif dan sebaliknya.
Pada sisi  lain lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh yang positif bagi siswa. Tidak sedikit siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman sebayanya yang mampu memberi motivasi kepadanya untuk belajar.

3.         Kurikulum Sekolah

Kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai rangka atau acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Seluruh aktivitas pembelajaran, maka dipastikan kurikulum tidak akan mampu memenuhi tuntunan perubahan di mana perubahan kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah, yaitu :
(a)        tujuan yang akan dicapai berubah
(b)        isi pendidikan berubah
(c)        kegiatan belajar mengajar berubah
(d)       evaluasi belajar

4.         Sarana dan Prasarana

Ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran berdampak pada terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif. Terjadinya kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan informasi dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya motivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu sarana dan prasarana menjadi bagian yang penting untuk tercapainya upaya mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang diharapkan.

C.        Mengenal dan Mengatasi Belajar Siswa

Agar bimbingan dapat lebih terarah dalam upaya menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka perlu diperhatikan langkah-langkah berikut :

a.         Indentifikasi
Adalah suatu kegiatan yang diarahkan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan : 

  1. Data dokumentasi hasil belajar mereka 
  2. Menganalisis absensi siswa di dalam kelas 
  3. Mengadakan wawancara dengan siswa  
  4. Tes untuk memberi data tentang kesulitan belajar atau permasalahan yang sedang dihadapi

b.         Diagnosis
Adalah keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengelolaan data tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan yang dialami siswa. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut :
•  Keputusan mengenai hasil kesulitan belajar siswa
•  Keputusan mengenai jenis mata pelajaran apa yang mengalami kesulitan belajar

c.         Prognosis
Prognosis merujuk pada aktivitas penyusunan rencana atau program yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa.

d.         Terapi
Terapi di sini adalah pemberian bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk terapinya antara lain :
•   Bimbingan belajar kelompok
•   Bimbingan belajar individu
•   Pengajaran remedial
•   Pemberian bimbingan pribadi
•   Alih tangan kasus

e.         Tindak Lanjut
Adalah usaha untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siswa dan tindak lanjut yang didasari evaluasi.